Silahkan hubungi kami jika Anda menemukan link error atau ingin memberikan masukan dan saran Contact Us Ebook Telegram

Pengecoran Logam: Prinsip Dasar, Jenis Material, dan Teknik Pemrosesan

Pengecoran logam adalah suatu proses pembuatan produk yang melibatkan pencairan logam dan menuangkannya ke dalam cetakan atau pola,
Please wait 0 seconds...
Scroll Down and click on Go to Link for destination
Congrats! Link is Generated

pengecoran logam

Pengecoran logam adalah suatu proses pembuatan produk yang melibatkan pencairan logam dan menuangkannya ke dalam cetakan atau pola, kemudian mendinginkan hingga membentuk produk akhir. Proses ini telah digunakan selama ribuan tahun untuk membuat berbagai jenis produk dari logam, mulai dari alat-alat rumah tangga hingga mesin-mesin industri.

Dalam artikel ini, akan dibahas tentang prinsip dasar pengecoran logam, jenis-jenis material yang digunakan dalam pengecoran logam, teknik-teknik pemrosesan pengecoran logam, standar kualitas dalam pengecoran logam, serta perkembangan teknologi dan inovasi dalam bidang pengecoran logam.

Sejarah Perkembangan Pengecoran logam

Pengecoran logam adalah teknik pembuatan produk yang telah ada selama berabad-abad. Meskipun teknologi dan metode produksi telah berkembang pesat selama bertahun-tahun, tetapi dasar-dasar teknik pengecoran logam masih sama seperti yang digunakan ribuan tahun yang lalu.

Berikut adalah beberapa tonggak sejarah perkembangan pengecoran logam:

1. Zaman perunggu (sekitar 3500 SM)

Pengecoran logam pertama kali ditemukan oleh manusia pada zaman perunggu, sekitar 3500 SM. Zaman perunggu adalah periode ketika manusia mulai menggunakan logam sebagai bahan dasar untuk membuat alat-alat dan senjata.

2. Zaman besi (sekitar 1500 SM)

Pada zaman besi, teknik pengecoran logam mulai berkembang pesat. Pengecoran logam digunakan untuk membuat berbagai jenis senjata, alat pertanian, dan perlengkapan rumah tangga.

3. Abad pertengahan (sekitar 500 M)

Selama abad pertengahan, teknik pengecoran logam terus berkembang di Eropa. Pengecoran logam digunakan untuk membuat berbagai jenis senjata, alat pertanian, dan perlengkapan rumah tangga.

4. Revolusi Industri (akhir abad ke-18)

Pada akhir abad ke-18, revolusi industri mempercepat perkembangan teknologi pengecoran logam. Pengecoran logam digunakan untuk membuat mesin dan peralatan industri yang kompleks.

5. Perkembangan teknologi modern (abad ke-20)

Pada abad ke-20, teknologi pengecoran logam semakin berkembang pesat. Dalam beberapa dekade terakhir, teknologi komputer telah digunakan untuk mempercepat dan meningkatkan efisiensi produksi, dengan adanya teknologi CAD/CAM yang dapat menghasilkan cetakan dan produk dengan presisi yang tinggi.

Dalam sejarah perkembangan pengecoran logam, teknologi dan metode produksi terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan industri dan pasar yang semakin kompleks dan berkembang. Meskipun dasar teknik pengecoran logam tetap sama, namun dengan terus berkembangnya teknologi, industri pengecoran logam semakin berkembang dan menghasilkan produk yang semakin berkualitas dan efisien.

Dalam beberapa dekade terakhir, teknologi dan inovasi dalam pengecoran logam terus berkembang untuk menghasilkan produk yang lebih baik, efisien, dan ramah lingkungan. Beberapa perkembangan teknologi yang terjadi dalam industri pengecoran logam adalah:

1. Teknologi simulasi

Teknologi simulasi memungkinkan perusahaan untuk memprediksi bagaimana produk akan berperilaku selama proses pengecoran dan memperbaiki desain cetakan sebelum melakukan produksi. Dengan teknologi ini, perusahaan dapat menghemat biaya produksi dan mempercepat waktu produksi.

2. Pemrosesan digital

Penggunaan teknologi digital dalam pengecoran logam memungkinkan produksi yang lebih cepat dan efisien. Pemrosesan digital memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan desain cetakan, memonitor produksi secara real-time, dan mengurangi biaya produksi.

3. Bahan ramah lingkungan

Industri pengecoran logam terus mencari bahan-bahan baru yang lebih ramah lingkungan dan dapat didaur ulang. Beberapa bahan yang digunakan dalam pengecoran logam yang ramah lingkungan adalah logam daur ulang dan bahan pengikat organik.

4. Mesin CNC

Mesin CNC (Computer Numerical Control) adalah mesin otomatis yang dikontrol oleh program komputer. Mesin CNC memungkinkan produksi yang lebih cepat, presisi yang lebih tinggi, dan biaya produksi yang lebih rendah.

5. Peralatan laser

Peralatan laser digunakan dalam pengecoran logam untuk memotong dan membentuk benda kerja dengan presisi tinggi. Teknologi laser memungkinkan produksi yang lebih cepat, lebih presisi, dan lebih ramah lingkungan.

6. Pengecoran logam dengan tekanan tinggi

Pengecoran logam dengan tekanan tinggi (High Pressure Die Casting/HPDC) adalah teknik pengecoran logam yang menghasilkan produk dengan presisi tinggi dan biaya produksi yang rendah. Teknik ini digunakan untuk membuat produk dengan geometri yang kompleks, seperti produk elektronik, kendaraan, dan peralatan industri.

Perkembangan teknologi dan inovasi dalam pengecoran logam terus berkembang dan akan terus mengubah cara produksi dan industri pengecoran logam. Dalam masa depan, teknologi dan inovasi akan terus memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan industri dan pasar yang semakin kompleks dan berkembang.

Perkembangan Teknik Pengecoran Logam di Indonesia

Indonesia memiliki sejarah panjang dalam industri pengecoran logam yang dimulai sejak zaman kolonial Belanda. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan inovasi dalam pengecoran logam di Indonesia mengalami perubahan yang signifikan.

Beberapa perkembangan dalam industri pengecoran logam di Indonesia antara lain:

1. Peningkatan teknologi

Industri pengecoran logam di Indonesia telah mengadopsi teknologi modern dan peralatan canggih seperti mesin CNC, peralatan laser, dan teknologi simulasi untuk meningkatkan kualitas produk dan efisiensi produksi.

2. Diversifikasi produk

Industri pengecoran logam di Indonesia telah mengalami perkembangan dalam diversifikasi produk, dari produk sederhana seperti perhiasan hingga produk yang lebih kompleks seperti mesin industri dan mobil.

3. Kualitas produk

Pengecoran logam di Indonesia telah memperoleh sertifikasi internasional seperti ISO 9001, ISO 14001, dan OHSAS 18001, yang menunjukkan standar kualitas produk yang tinggi dan komitmen pada keberlanjutan lingkungan dan kesehatan dan keselamatan kerja.

4. Peningkatan kapasitas produksi

Pengecoran logam di Indonesia telah meningkatkan kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan pasar lokal dan internasional.

5. Pemanfaatan bahan baku lokal

Industri pengecoran logam di Indonesia juga semakin memanfaatkan bahan baku lokal, seperti bijih besi dan nikel, untuk mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku dan meningkatkan nilai tambah lokal.

Namun, meskipun telah terjadi perkembangan yang signifikan dalam industri pengecoran logam di Indonesia, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi, seperti masalah kualitas produk yang masih terjadi pada beberapa perusahaan, kurangnya pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas, serta masalah regulasi dan perizinan yang masih kompleks.

Oleh karena itu, perlu adanya kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan lembaga pendidikan untuk mengatasi tantangan ini dan terus memajukan industri pengecoran logam di Indonesia.

Pengenalan Teknik Pengecoran Logam

Teknik pengecoran logam adalah suatu proses pembuatan produk logam dengan cara mencairkan logam kemudian menuangkannya ke dalam cetakan. Proses pengecoran ini umumnya digunakan untuk membuat produk yang kompleks, presisi dan berbentuk berulang-ulang seperti komponen mesin, produk otomotif, produk elektronik, peralatan rumah tangga, dan berbagai produk lainnya.

Proses pengecoran logam terdiri dari beberapa tahap, antara lain:

1. Pembuatan cetakan

Cetakan yang digunakan untuk pengecoran logam bisa terbuat dari berbagai material seperti pasir, keramik, baja, atau grafit. Cetakan tersebut dibuat sesuai dengan bentuk dan ukuran produk yang ingin dibuat.

2. Pencairan logam

Logam yang digunakan untuk pengecoran kemudian dicairkan dengan menggunakan tungku peleburan atau furnace. Setelah logam menjadi cair, maka logam tersebut dapat dituangkan ke dalam cetakan.

3. Penuangan logam

Logam cair kemudian dituangkan ke dalam cetakan dan dibiarkan mendingin sehingga membentuk bentuk yang diinginkan.

4. Pemisahan produk dari cetakan

Setelah logam dingin dan membentuk bentuk yang diinginkan, produk kemudian dipisahkan dari cetakan.

5. Pembersihan produk

Setelah dipisahkan dari cetakan, produk kemudian dibersihkan dan diuji untuk memastikan kualitasnya.
Teknik pengecoran logam memiliki beberapa keuntungan, di antaranya adalah:
  • Dapat memproduksi produk dalam jumlah besar secara cepat dan efisien
  • Dapat memproduksi produk dengan bentuk dan ukuran yang presisi
  • Dapat memproduksi produk dengan kualitas dan kekuatan yang tinggi
  • Dapat menggunakan berbagai jenis logam untuk membuat produk yang berbeda-beda.
Namun, teknik pengecoran logam juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain:
  • Biaya awal yang cukup besar untuk pembuatan cetakan
  • Tidak cocok untuk membuat produk yang memiliki ketebalan yang tidak merata atau sangat tipis
  • Risiko cacat pada produk akibat kesalahan dalam proses pengecoran.

Ada beberapa jenis teknik pengecoran logam yang umum digunakan, di antaranya adalah:

1. Pengecoran pasir (sand casting)

Teknik ini menggunakan cetakan yang terbuat dari pasir yang dicetak sesuai dengan bentuk produk yang diinginkan. Pasir cetakan akan diaduk dengan bahan pengikat seperti tanah liat atau air sehingga membentuk cetakan yang kokoh. Setelah itu, logam cair dituangkan ke dalam cetakan, kemudian dibiarkan mendingin dan dipisahkan dari cetakan.

2. Pengecoran tekanan tinggi (die casting)

Teknik ini menggunakan cetakan yang terbuat dari baja tahan karat atau tembaga dan memiliki rongga yang sesuai dengan bentuk produk yang diinginkan. Logam cair akan ditekan menggunakan mesin tekanan tinggi ke dalam cetakan sehingga membentuk produk. Proses pengecoran tekanan tinggi ini cocok untuk membuat produk yang memiliki ukuran kecil hingga sedang, seperti produk elektronik, mainan, dan peralatan rumah tangga.

3. Pengecoran gravitasi (gravity casting)

Teknik ini menggunakan cetakan yang terbuat dari logam atau baja tahan karat dan umumnya digunakan untuk membuat produk yang memiliki ukuran besar. Cetakan akan diisi dengan logam cair yang kemudian akan mengalir ke rongga cetakan secara gravitasi. Setelah itu, logam cair akan dibiarkan mendingin dan dipisahkan dari cetakan.

4. Pengecoran investasi (investment casting)

Teknik ini menggunakan cetakan yang terbuat dari lilin atau bahan serupa yang akan dicetak sesuai dengan bentuk produk yang diinginkan. Cetakan lilin tersebut kemudian dicelupkan ke dalam campuran keramik dan pasir untuk membentuk cetakan yang kokoh. Setelah itu, cetakan akan dipanaskan untuk melelehkan lilin yang ada di dalamnya dan mengeluarkan residu lilin. Logam cair kemudian dituangkan ke dalam cetakan dan dibiarkan mendingin.

Selain itu, terdapat juga beberapa faktor yang memengaruhi kualitas produk yang dihasilkan dalam proses pengecoran logam, antara lain:

1. Suhu dan tekanan logam

Suhu dan tekanan logam yang tidak sesuai dapat mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan. Jika suhu logam terlalu rendah atau tekanannya terlalu rendah, produk yang dihasilkan akan memiliki pori-pori dan tidak solid. Sebaliknya, jika suhu terlalu tinggi atau tekanannya terlalu tinggi, produk yang dihasilkan akan terlalu rapat dan sulit untuk diproses.

2. Kualitas cetakan

Kualitas cetakan juga berpengaruh terhadap kualitas produk yang dihasilkan. Jika cetakan tidak kuat atau tidak sesuai dengan bentuk produk yang diinginkan, produk yang dihasilkan bisa rusak atau cacat. Oleh karena itu, perlu dilakukan perawatan cetakan secara rutin dan menggunakan bahan cetakan yang berkualitas tinggi.

3. Kualitas logam

Kualitas logam yang digunakan juga berpengaruh terhadap kualitas produk yang dihasilkan. Logam yang kotor atau memiliki kadar campuran yang tinggi dapat mengurangi kualitas produk dan mempengaruhi sifat mekanik produk.

4. Proses pengolahan pasca pengecoran

Proses pengolahan pasca pengecoran seperti pemesinan, pengelasan, dan finishing juga mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan. Proses pengolahan tersebut harus dilakukan secara hati-hati dan teliti untuk menghasilkan produk yang presisi dan berkualitas tinggi.

Material dalam Pengecoran Logam

Material atau bahan yang digunakan dalam proses pengecoran logam dapat mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan. Bahan logam yang digunakan dalam pengecoran biasanya berupa paduan atau campuran beberapa logam dengan kandungan yang bervariasi. Beberapa bahan logam yang sering digunakan dalam proses pengecoran logam adalah sebagai berikut:

1. Besi cor

Besicor merupakan bahan logam yang paling umum digunakan dalam proses pengecoran logam. Besi cor memiliki sifat kekuatan dan kekerasan yang baik, sehingga banyak digunakan dalam produksi mesin-mesin dan alat-alat berat.

2. Aluminium

Aluminium sering digunakan sebagai bahan logam untuk produk-produk yang membutuhkan kekuatan dan ringan. Produk-produk seperti pesawat terbang, kendaraan, dan alat elektronik sering menggunakan bahan aluminium dalam proses produksinya.

3. Tembaga

Tembaga merupakan bahan logam yang sering digunakan dalam produksi kabel listrik, pipa, dan berbagai komponen elektronik.

4. Paduan seng

Paduan seng sering digunakan dalam produksi produk-produk yang membutuhkan ketahanan terhadap korosi seperti saluran air dan saluran pembuangan.

5. Paduan nikel

Paduan nikel sering digunakan dalam produksi produk-produk yang membutuhkan ketahanan terhadap korosi dan suhu tinggi seperti mesin pesawat, turbin, dan komponen mesin lainnya.

6. Paduan baja

Paduan baja sering digunakan dalam produksi mesin-mesin, alat-alat berat, kendaraan, dan berbagai produk industri lainnya.

Pemilihan bahan logam yang tepat harus disesuaikan dengan sifat produk yang diinginkan, termasuk kekuatan, ketahanan korosi, ketahanan terhadap suhu tinggi, dan kekerasan. Selain itu, pemilihan bahan logam juga harus mempertimbangkan biaya produksi dan ketersediaan bahan di pasar.

Selain bahan logam, terdapat pula bahan tambahan atau aditif yang sering digunakan dalam proses pengecoran logam, antara lain:

1. Bahan pembentuk cetakan (mold material)

Bahan pembentuk cetakan berfungsi sebagai bahan dasar untuk membentuk cetakan, dan biasanya terbuat dari pasir cetakan (sand mold), logam cetakan (metal mold), atau keramik cetakan (ceramic mold).

2. Bahan pengikat pasir (sand binder)

Bahan pengikat pasir digunakan untuk mengikat pasir cetakan dan membentuk cetakan yang kuat dan tahan lama. Bahan pengikat pasir biasanya berupa bahan organik seperti lignin atau bahan kimia seperti resin.

3. Bahan pembentuk inti cetakan (core material)

Bahan pembentuk inti cetakan digunakan untuk membentuk inti cetakan yang dibutuhkan dalam pembuatan produk yang kompleks. Bahan pembentuk inti cetakan biasanya terbuat dari pasir cetakan atau keramik cetakan.

4. Bahan pelebur (flux)

Bahan pelebur digunakan untuk membantu proses peleburan logam dan membantu menghilangkan kotoran dan gas-gas yang terperangkap dalam logam cair.

5. Bahan pelapuk (deoxidizer)

Bahan pelapuk digunakan untuk menghilangkan oksigen yang terperangkap dalam logam cair dan membantu mencegah terbentuknya gelembung udara atau pori-pori pada produk.

6. Bahan pengisi (filler)

Bahan pengisi digunakan untuk mengisi celah atau bagian kosong pada produk setelah proses pengecoran selesai. Bahan pengisi biasanya terbuat dari bahan logam atau bahan lain yang sesuai dengan produk yang dihasilkan.

Selain bahan logam dan bahan tambahan, terdapat juga bahan pelumas yang digunakan dalam proses pengecoran logam. Bahan pelumas digunakan untuk membantu proses pelepasan produk dari cetakan dan mengurangi gesekan antara cetakan dan produk yang dihasilkan. Beberapa bahan pelumas yang sering digunakan dalam pengecoran logam antara lain:

1. Grafit

Grafit merupakan bahan pelumas yang umum digunakan dalam pengecoran logam. Grafit memiliki sifat tahan panas yang baik dan mampu mengurangi gesekan antara cetakan dan produk yang dihasilkan.

2. Minyak pelumas

Minyak pelumas sering digunakan untuk membantu proses pelepasan produk dari cetakan. Minyak pelumas biasanya dioleskan pada permukaan cetakan sebelum proses pengecoran dilakukan.

3. Bahan pelapis

Bahan pelapis seperti silikon dan teflon digunakan untuk membantu pelepasan produk dari cetakan dan mengurangi gesekan antara cetakan dan produk yang dihasilkan.

4. Bahan pelumas lainnya

Beberapa bahan pelumas lainnya seperti sabun dan wax juga sering digunakan dalam proses pengecoran logam.

Pemilihan bahan pelumas yang tepat sangat penting dalam proses pengecoran logam. Bahan pelumas yang tepat dapat membantu meningkatkan kualitas produk, mempercepat proses produksi, dan mengurangi biaya produksi.

Namun, penggunaan bahan pelumas yang tidak tepat dapat mengakibatkan cacat pada produk dan meningkatkan biaya produksi. Oleh karena itu, pemilihan bahan pelumas harus disesuaikan dengan jenis cetakan dan produk yang dihasilkan.

Selain itu, dalam proses pengecoran logam juga terdapat berbagai peralatan atau mesin yang digunakan untuk membantu proses produksi. Beberapa peralatan atau mesin yang sering digunakan dalam proses pengecoran logam antara lain:

1. Oven

Oven digunakan untuk memanaskan bahan logam sampai mencapai suhu peleburan sehingga bahan logam tersebut dapat dicairkan dan dimasukkan ke dalam cetakan.

2. Mesin pengecoran (casting machine)

Mesin pengecoran digunakan untuk mengalirkan bahan logam cair ke dalam cetakan secara otomatis. Mesin pengecoran dapat dibagi menjadi beberapa jenis, seperti mesin pengecoran gravitasi, mesin pengecoran sentrifugal, dan mesin pengecoran tekanan tinggi.

3. Alat pembentuk cetakan (molding tool)

Alat pembentuk cetakan digunakan untuk membentuk cetakan dari bahan pembentuk cetakan seperti pasir cetakan atau logam cetakan.

4. Alat pembentuk inti cetakan (core tool)

Alat pembentuk inti cetakan digunakan untuk membentuk inti cetakan yang dibutuhkan dalam pembuatan produk yang kompleks.

5. Alat pemotong (cutting tool)

Alat pemotong digunakan untuk memotong produk yang telah selesai dicor untuk mendapatkan bentuk dan ukuran yang diinginkan.

6. Alat uji (testing tool)

Alat uji digunakan untuk menguji kualitas produk yang dihasilkan. Alat uji yang sering digunakan dalam pengecoran logam antara lain alat uji kekerasan, alat uji keausan, dan alat uji kekuatan tarik.

Selain itu, dalam proses pengecoran logam juga dibutuhkan beberapa proses pendukung seperti:

1. Pemanasan (preheating)

Pemanasan dilakukan pada cetakan sebelum bahan logam dicor ke dalamnya. Pemanasan bertujuan untuk mengurangi risiko terjadinya retak pada cetakan akibat perbedaan suhu yang terlalu besar antara bahan logam dan cetakan.

2. Pengeringan (drying)

Pengeringan dilakukan pada cetakan yang menggunakan bahan pembentuk cetakan seperti pasir cetakan. Pengeringan bertujuan untuk mengurangi risiko terjadinya cacat pada produk akibat adanya kandungan air pada bahan pembentuk cetakan.

3. Pencairan (melting)

Pencairan dilakukan pada bahan logam untuk mengubahnya dari keadaan padat menjadi cair. Pencairan dilakukan pada suhu yang sesuai dengan suhu peleburan bahan logam yang digunakan.

4. Penuangan (pouring)

Penuangan dilakukan untuk mengalirkan bahan logam cair ke dalam cetakan. Penuangan harus dilakukan dengan hati-hati dan teratur untuk menghasilkan produk yang berkualitas.

5. Pelepasan produk (product release)

Pelepasan produk dari cetakan dilakukan setelah bahan logam mendingin dan mengeras. Pelepasan produk harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan pada produk.

6. Finishing

Finishing dilakukan untuk menghilangkan cacat pada produk dan memberikan finishing pada permukaannya. Finishing dapat dilakukan dengan cara machining, polishing, atau painting.

Proses-proses di atas harus dilakukan dengan hati-hati dan teratur untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Setiap proses memiliki peran yang penting dalam menghasilkan produk yang sesuai dengan standar kualitas yang diinginkan. Oleh karena itu, setiap proses harus dikelola dengan baik dan dilakukan oleh tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman.

Pola dan Inti Pengecoran

Pola dan inti merupakan komponen penting dalam proses pengecoran logam. Pola adalah cetakan dari bentuk yang diinginkan dari produk akhir yang terbuat dari logam. Pola ini digunakan sebagai cetakan atau alat untuk membentuk bahan logam cair ke dalam bentuk yang diinginkan.

Pola dapat terbuat dari kayu, logam, atau bahan lainnya yang tahan terhadap suhu tinggi dan korosi. Pola harus dibuat dengan presisi dan akurat untuk menghasilkan produk yang berkualitas.

Sementara itu, inti merupakan cetakan internal dari pola yang digunakan untuk membentuk rongga atau lubang pada produk akhir yang terbuat dari logam. Inti terbuat dari bahan yang tahan terhadap suhu tinggi dan korosi. Inti dibuat dengan ukuran dan bentuk yang presisi dan akurat untuk menghasilkan produk yang berkualitas.

Proses pembuatan pola dan inti dapat dilakukan dengan beberapa teknik, di antaranya:

1. Pengecoran pola (pattern casting)

Teknik ini dilakukan dengan membuat pola dari bahan yang diinginkan, seperti kayu, busa, atau plastik. Pola ini digunakan sebagai cetakan atau alat untuk membentuk bahan logam cair ke dalam bentuk yang diinginkan. Setelah produk akhir terbentuk, pola dapat digunakan kembali untuk produksi produk yang sama.

2. Pengecoran pasir (sand casting)

Teknik ini dilakukan dengan menggunakan pasir sebagai bahan pembentuk cetakan. Pasir dicampur dengan bahan pengikat dan dicetak ke dalam bentuk pola yang diinginkan. Setelah cetakan terbentuk, inti dapat diletakkan pada posisinya dan bahan logam cair dapat dituangkan ke dalam cetakan. Setelah produk akhir terbentuk, pasir dapat dibersihkan dan dipulihkan untuk digunakan kembali.

3. Pengecoran injeksi (injection molding)

Teknik ini dilakukan dengan menggunakan cetakan dari logam yang presisi. Bahan logam cair kemudian diinjeksikan ke dalam cetakan dengan tekanan yang tinggi. Teknik ini cocok digunakan untuk produksi produk yang sangat presisi dan berkualitas tinggi, seperti suku cadang mobil atau pesawat terbang.

Penggunaan pola dan inti yang presisi dan akurat dapat membantu meningkatkan kualitas produk dan mengurangi waktu dan biaya produksi. Oleh karena itu, pemilihan teknik pembuatan pola dan inti yang tepat menjadi hal yang penting dalam proses pengecoran logam.

Selain itu, ada juga teknologi modern yang dapat digunakan dalam pembuatan pola dan inti, yaitu:

1. Pengecoran cetak (die casting)

Teknik ini dilakukan dengan menggunakan cetakan logam yang presisi untuk membentuk bahan logam cair ke dalam bentuk yang diinginkan. Cetakan ini terdiri dari dua bagian yang saling bergerak, dan bahan logam cair diinjeksikan ke dalam cetakan melalui saluran injeksi. Teknik ini cocok digunakan untuk produksi produk dengan bentuk yang kompleks dan presisi tinggi.

2. Pengecoran waspal (lost wax casting)

Teknik ini dilakukan dengan membuat cetakan dari lilin dengan bentuk produk akhir yang diinginkan. Lilin kemudian dicelupkan ke dalam larutan bahan pengikat dan pasir, sehingga membentuk lapisan cetakan yang tebal. Setelah lapisan cetakan terbentuk, lilin dapat dilelehkan dan bahan logam cair dapat dituangkan ke dalam cetakan. Setelah bahan logam cair dingin, cetakan pasir dapat dibuka dan produk akhir dapat diambil.

3. Pengecoran bubuk (powder metallurgy)

Teknik ini dilakukan dengan menggunakan serbuk logam dan proses sintering untuk membentuk produk akhir. Serbuk logam dicampur dengan bahan pengikat dan dicetak ke dalam bentuk yang diinginkan. Setelah itu, produk tersebut dikenakan suhu tinggi dalam proses sintering untuk membentuk produk akhir.

Pemilihan teknologi pembuatan pola dan inti yang tepat akan sangat mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi pada proses pengecoran logam. Oleh karena itu, pemilihan teknologi pembuatan pola dan inti yang tepat menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan.

Proses Pengecoran dan Pengecoran Tekanan Rendah

Proses pengecoran adalah proses pembentukan logam yang paling umum digunakan dalam industri manufaktur. Proses ini melibatkan peleburan logam dan pengecoran bahan cair ke dalam cetakan, lalu mendinginkan dan mengeluarkan produk akhir.

Ada beberapa jenis proses pengecoran yang dapat dilakukan, salah satunya adalah pengecoran tekanan rendah. Pengecoran tekanan rendah adalah proses pengecoran di mana tekanan yang digunakan untuk memasukkan logam cair ke dalam cetakan lebih rendah dari 7 MPa.

Tekanan rendah ini biasanya dicapai dengan menggunakan gravitasi untuk mengalirkan logam cair ke dalam cetakan.

Proses pengecoran tekanan rendah memiliki beberapa keuntungan, antara lain:

1. Produk dengan kualitas tinggi

Pengecoran tekanan rendah dapat menghasilkan produk dengan kualitas yang tinggi dan presisi yang tinggi. Hal ini karena adanya kontrol yang baik terhadap aliran logam cair ke dalam cetakan.

2. Efisiensi produksi yang tinggi

Pengecoran tekanan rendah juga memiliki efisiensi produksi yang tinggi karena proses pengecoran dapat dilakukan secara otomatis. Selain itu, waktu siklus produksi yang cepat juga dapat meningkatkan produktivitas.

3. Lebih sedikit kebutuhan bahan baku

Karena proses pengecoran tekanan rendah dapat menghasilkan produk dengan kualitas yang tinggi, jumlah produk yang gagal juga dapat dikurangi. Hal ini dapat mengurangi kebutuhan bahan baku dan meningkatkan efisiensi produksi secara keseluruhan.

Meskipun demikian, proses pengecoran tekanan rendah juga memiliki beberapa kelemahan, seperti:

1. Biaya awal yang tinggi

Proses pengecoran tekanan rendah memerlukan mesin pengecoran khusus yang dapat memasukkan logam cair ke dalam cetakan dengan tekanan rendah. Hal ini memerlukan biaya awal yang tinggi untuk membeli dan menginstal mesin tersebut.

2. Pengecoran terbatas pada bahan tertentu

Proses pengecoran tekanan rendah terbatas pada bahan tertentu, seperti magnesium dan aluminium. Hal ini karena suhu cairan logam yang lebih rendah dapat digunakan dalam proses pengecoran tekanan rendah untuk logam-logam ini.

3. Kesulitan dalam memproduksi produk yang kompleks

Proses pengecoran tekanan rendah lebih sulit untuk digunakan dalam pembuatan produk yang kompleks. Hal ini karena kontrol aliran logam cair ke dalam cetakan menjadi lebih sulit ketika produk memiliki bentuk yang kompleks.

Proses Pengecoran dan Pengecoran Tekanan Tinggi

Proses pengecoran adalah teknik pembuatan produk logam dengan cara mencairkan logam dan memasukkan logam cair tersebut ke dalam cetakan. Salah satu jenis proses pengecoran adalah pengecoran tekanan tinggi, di mana logam cair ditekan dengan tekanan tinggi hingga mengalir ke dalam cetakan. Tekanan yang digunakan dalam pengecoran tekanan tinggi berkisar antara 70 hingga 700 MPa.

Beberapa keuntungan dari proses pengecoran tekanan tinggi adalah sebagai berikut:

1. Kualitas Produk yang Tinggi

Pengecoran tekanan tinggi menghasilkan produk dengan kualitas yang tinggi dan presisi yang tinggi. Hal ini karena adanya kontrol yang lebih baik terhadap aliran logam cair ke dalam cetakan, sehingga menghasilkan produk dengan keakuratan dimensi dan kehalusan permukaan yang tinggi.

2. Kemampuan Produksi Massal

Proses pengecoran tekanan tinggi memungkinkan pembuatan produk secara massal dengan kualitas yang tinggi dan presisi yang tinggi. Proses ini juga memiliki waktu siklus produksi yang relatif cepat, sehingga dapat meningkatkan efisiensi produksi secara keseluruhan.

3. Penggunaan Bahan Baku yang Lebih Sedikit

Pengecoran tekanan tinggi dapat menghasilkan produk dengan sedikit limbah, sehingga penggunaan bahan baku dapat dikurangi. Selain itu, pengurangan limbah juga dapat meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi biaya.

Meskipun demikian, proses pengecoran tekanan tinggi juga memiliki beberapa kelemahan, seperti:

1. Biaya Awal yang Tinggi

Pengecoran tekanan tinggi memerlukan mesin pengecoran khusus yang dapat memberikan tekanan tinggi pada logam cair. Hal ini memerlukan biaya awal yang tinggi untuk membeli dan menginstal mesin tersebut.

2. Kesulitan dalam Memproduksi Produk yang Kompleks

Proses pengecoran tekanan tinggi lebih sulit untuk digunakan dalam pembuatan produk yang kompleks. Hal ini karena kontrol aliran logam cair ke dalam cetakan menjadi lebih sulit ketika produk memiliki bentuk yang kompleks.

3. Batasan pada Jenis Bahan

Proses pengecoran tekanan tinggi terbatas pada bahan-bahan tertentu, seperti aluminium, magnesium, dan tembaga. Hal ini disebabkan karena suhu cairan logam yang lebih rendah dapat digunakan dalam proses pengecoran tekanan tinggi untuk bahan-bahan tersebut.

Pengecoran Pasir dan Pengecoran Kokil

Pengecoran pasir dan pengecoran kokil adalah dua jenis proses pengecoran yang umum digunakan untuk pembuatan produk logam. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai kedua jenis proses pengecoran tersebut:

1. Pengecoran Pasir

Pengecoran pasir adalah teknik pengecoran yang menggunakan cetakan pasir untuk membuat produk logam. Cetakan pasir dibuat dengan mencetak cetakan dari campuran pasir dan bahan pengikat, seperti tanah liat atau resin. Kemudian, logam cair dituangkan ke dalam cetakan pasir dan didiamkan hingga logam cair mendingin dan membentuk bentuk cetakan pasir.

Beberapa keuntungan dari pengecoran pasir adalah:

  • Biaya awal yang rendah
  • Dapat digunakan untuk pembuatan produk logam dengan bentuk yang kompleks
  • Cetakan pasir dapat digunakan berkali-kali
Namun, pengecoran pasir juga memiliki beberapa kelemahan, seperti:
  • Kualitas produk yang kurang presisi
  • Waktu produksi yang lama
  • Biaya perawatan dan perbaikan cetakan pasir yang tinggi

2. Pengecoran Kokil

Pengecoran kokil, atau dikenal juga sebagai pengecoran cetakan permanen, adalah teknik pengecoran yang menggunakan cetakan logam untuk membuat produk logam.

Cetakan logam, atau kokil, dibuat dengan mencetak cetakan dari logam paduan, seperti aluminium atau tembaga. Kemudian, logam cair dituangkan ke dalam cetakan logam dan didiamkan hingga logam cair mendingin dan membentuk bentuk cetakan logam.

Beberapa keuntungan dari pengecoran kokil adalah:
  • Kualitas produk yang presisi dan akurat
  • Waktu produksi yang singkat
  • Biaya perawatan dan perbaikan cetakan logam yang relatif rendah
Namun, pengecoran kokil juga memiliki beberapa kelemahan, seperti:
  • Biaya awal yang tinggi untuk membuat cetakan logam
  • Sulit untuk membuat produk dengan bentuk yang kompleks
  • Cetakan logam tidak dapat digunakan selamanya dan memerlukan perawatan dan perbaikan berkala

Kedua jenis proses pengecoran ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pemilihan jenis proses pengecoran yang tepat harus dilakukan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik produk yang akan dibuat.

Pengecoran Investasi dan Pengecoran Penuh

Pengecoran investasi dan pengecoran penuh adalah dua jenis proses pengecoran yang umum digunakan untuk pembuatan produk logam dengan ketelitian tinggi. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai kedua jenis proses pengecoran tersebut:

1. Pengecoran Investasi

Pengecoran investasi, atau dikenal juga sebagai pengecoran presisi, adalah teknik pengecoran yang menggunakan cetakan berbahan lilin untuk membuat produk logam dengan ketelitian tinggi. Proses pengecoran investasi melibatkan beberapa tahap, yaitu:

  • Pembuatan pola: Pola produk dibuat dengan mencetak cetakan dari lilin, dengan menggunakan cetakan logam atau mesin pencetak khusus.
  • Pemasangan pola: Pola lilin kemudian dipasang pada pohon lilin yang terbuat dari logam.
  • Pembuatan cetakan keramik: Pohon lilin kemudian dicelupkan ke dalam cairan keramik berulang kali hingga membentuk lapisan keramik yang cukup tebal.
  • Penghilangan pola: Setelah lapisan keramik mengering dan keras, pola lilin dapat dikeluarkan melalui pemanasan atau penggunaan bahan kimia yang dapat melarutkan lilin.
  • Pengecoran: Logam cair dituangkan ke dalam cetakan keramik dan didiamkan hingga logam cair mendingin dan membentuk bentuk cetakan keramik.
  • Pemotongan dan finishing: Setelah produk logam keluar dari cetakan keramik, produk tersebut dipotong dan dilakukan proses finishing untuk mendapatkan hasil akhir yang diinginkan.

Beberapa keuntungan dari pengecoran investasi adalah:

  • Kualitas produk yang sangat presisi dan akurat
  • Bisa digunakan untuk membuat produk dengan bentuk yang sangat kompleks dan detail yang rumit
  • Menghasilkan produk dengan permukaan yang sangat halus dan halus
  • Tidak memerlukan banyak finishing dan pengolahan setelah proses pengecoran

Namun, pengecoran investasi juga memiliki beberapa kelemahan, seperti:

  • Biaya awal yang tinggi untuk membuat cetakan lilin dan cetakan keramik
  • Waktu produksi yang lama
  • Tidak efektif untuk produksi dalam jumlah besar

2. Pengecoran Penuh

Pengecoran penuh, atau dikenal juga sebagai pengecoran gravitasi atau pengecoran sentrifugal, adalah teknik pengecoran yang menggunakan gravitasi atau gaya sentrifugal untuk memindahkan logam cair ke dalam cetakan dan membentuk produk logam. Proses pengecoran penuh melibatkan beberapa tahap, yaitu:

  • Persiapan cetakan: Cetakan logam dipersiapkan dengan memasang inti dan pola pada tempat yang tepat.
  • Pengecoran: Logam cair dituangkan ke dalam cetakan dan didiamkan hingga logam cair mendingin dan membentuk bentuk cetakan.
  • Penghilangan produk: Setelah produk logam keluar dari cetakan, produk tersebut dipotong dan dilakukan proses finishing untuk mendapatkan hasil akhir yang diinginkan.

Beberapa keuntungan dari pengecoran penuh adalah:

  • Biaya produksi yang lebih rendah daripada pengecoran investasi
  • Tidak memerlukan cetakan khusus seperti pada pengecoran investasi
  • Cepat dalam produksi dalam jumlah besar
Namun, pengecoran penuh juga memiliki beberapa kelemahan, seperti:
  • Kualitas produk tidak sepresisi pengecoran investasi
  • Tidak cocok untuk membuat produk dengan bentuk dan detail yang rumit
  • Permukaan produk kurang halus dan halus dibandingkan dengan pengecoran investasi

Dalam penggunaan pengecoran penuh, ada dua metode yang umum digunakan, yaitu:

  • Pengecoran gravitasi: Logam cair dituangkan ke dalam cetakan secara langsung melalui gravitasi.
  • Pengecoran sentrifugal: Logam cair dituangkan ke dalam cetakan yang berputar dengan kecepatan tinggi sehingga gaya sentrifugal membantu memindahkan logam cair ke seluruh bagian cetakan. Metode ini lebih sering digunakan untuk pembuatan produk bulat seperti pipa atau tabung.

Teknik Pemrosesan Pengecoran Logam

Setelah proses pengecoran logam selesai dilakukan, produk yang dihasilkan masih perlu diproses lebih lanjut untuk menghasilkan bentuk, dimensi, dan kualitas permukaan yang diinginkan. Berikut ini adalah beberapa teknik pemrosesan yang umum dilakukan setelah pengecoran logam:

1. Penyamanan

Setelah produk dicetak, produk akan memiliki flash atau kelebihan bahan yang harus dihilangkan. Penyamanan dilakukan dengan menggunakan alat pemotong, mesin amplas atau mesin penggerinda untuk menghilangkan flash dan memperbaiki dimensi produk.

2. Pengupasan

Pengupasan adalah proses menghilangkan lapisan oksida atau kerak dari permukaan produk yang dihasilkan selama pengecoran. Proses ini dilakukan dengan menggunakan mesin pengupas atau asam.

3. Pembersihan

Pembersihan dilakukan untuk menghilangkan kotoran, debu, atau bahan lain yang menempel pada permukaan produk setelah pengecoran. Proses ini dilakukan dengan mencuci atau membersihkan permukaan produk menggunakan bahan kimia atau alat pembersih.

4. Pengecatan atau Finishing

Setelah permukaan produk dibersihkan, produk dapat di finishing dengan menggunakan cat, lapisan pernis, atau penghilang noda. Ini dilakukan untuk meningkatkan tampilan dan perlindungan produk serta mencegah korosi.

5. Inspeksi kualitas

Inspeksi kualitas adalah proses pengujian produk untuk memastikan bahwa produk memenuhi standar kualitas yang diinginkan. Inspeksi kualitas dilakukan dengan menggunakan alat ukur dimensi, alat pengujian kekerasan, alat pengujian ketahanan korosi, dan pengujian lainnya.

6. Pemotongan dan pembentukan akhir

Setelah proses finishing dan inspeksi kualitas, produk dapat dipotong atau dibentuk untuk menghasilkan bentuk akhir yang diinginkan. Pemotongan dilakukan dengan menggunakan mesin potong atau gergaji, sedangkan pembentukan dilakukan dengan menggunakan mesin tekuk, mesin press atau mesin rolling.

Kualitas Produk dalam Pengecoran Logam

Kualitas produk dalam pengecoran logam sangat penting karena akan berpengaruh pada performa dan umur pakai produk tersebut. Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas produk dalam pengecoran logam:

1. Desain cetakan dan proses cetakan

Desain cetakan yang baik dan proses cetakan yang tepat sangat penting untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan memiliki dimensi yang tepat dan permukaan yang halus. Hal ini dapat mencakup pemilihan bahan cetakan yang tepat, aliran bahan yang benar, pengaturan suhu cetakan yang tepat, dan kecepatan pengisian cetakan yang sesuai.

2. Kualitas bahan mentah

Kualitas bahan mentah seperti logam atau paduan yang digunakan dalam proses pengecoran dapat mempengaruhi kualitas produk akhir. Bahan mentah yang tidak berkualitas atau tidak stabil dapat menyebabkan produk akhir memiliki cacat atau kelemahan.

3. Proses pemrosesan produk

Setelah produk dicetak, proses pemrosesan yang dilakukan seperti penyamanan, pengupasan, dan finishing dapat mempengaruhi kualitas produk akhir. Jika proses pemrosesan dilakukan secara tidak tepat atau kurang hati-hati, maka produk akhir dapat memiliki cacat atau kelemahan.

4. Inspeksi kualitas

Inspeksi kualitas yang tidak tepat atau tidak teratur dapat menyebabkan produk cacat tidak terdeteksi atau produk yang cacat masih diijinkan beredar. Sebaliknya, inspeksi kualitas yang baik dapat membantu memastikan bahwa produk yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang diinginkan.

5. Pelatihan operator

Pelatihan operator yang baik dapat membantu memastikan bahwa operator memiliki keterampilan dan pengetahuan yang tepat dalam melakukan pengecoran logam, sehingga dapat meminimalkan cacat produk dan menghasilkan produk berkualitas tinggi.

6. Lingkungan produksi

Lingkungan produksi yang bersih dan aman sangat penting untuk menghindari kontaminasi dan memastikan bahwa produk akhir tidak terkontaminasi oleh partikel atau zat yang dapat merusak kualitas produk.

Standar Kualitas dalam Pengecoran Logam

Standar kualitas dalam pengecoran logam dapat bervariasi tergantung pada jenis produk yang diproduksi, aplikasi produk, dan industri yang memproduksinya. Beberapa standar umum yang digunakan dalam pengecoran logam adalah sebagai berikut:

1. ASTM (American Society for Testing and Materials)

Standar ASTM adalah standar internasional yang digunakan untuk mengukur kualitas produk, termasuk dalam pengecoran logam. Standar ini menetapkan spesifikasi untuk bahan, produk, dan metode pengujian untuk memastikan kualitas yang konsisten dan terukur.

2. ISO (International Organization for Standardization)

ISO adalah organisasi internasional yang mengembangkan standar untuk produk dan layanan. Standar ISO mencakup kualitas, lingkungan, dan manajemen risiko, dan digunakan secara luas dalam pengecoran logam.

3. SAE (Society of Automotive Engineers)

Standar SAE adalah standar kualitas yang dikembangkan khusus untuk industri otomotif. Standar ini mencakup bahan, metode pengujian, dan spesifikasi produk untuk memastikan bahwa produk memenuhi persyaratan kualitas yang ketat untuk digunakan dalam kendaraan.

4. ANSI (American National Standards Institute)

Standar ANSI mencakup standar kualitas untuk berbagai industri, termasuk pengecoran logam. Standar ini menetapkan spesifikasi untuk bahan, metode pengujian, dan produk untuk memastikan kualitas yang konsisten dan terukur.

5. DIN (Deutsches Institut für Normung)

Standar DIN adalah standar kualitas yang dikembangkan di Jerman dan digunakan di seluruh Eropa. Standar ini mencakup bahan, metode pengujian, dan spesifikasi produk untuk memastikan kualitas yang konsisten dan terukur.

Standar kualitas ini dapat membantu produsen memastikan bahwa produk yang dihasilkan memenuhi persyaratan kualitas yang diinginkan oleh pelanggan dan industri. Selain itu, standar kualitas ini juga dapat membantu produsen mengevaluasi dan meningkatkan proses produksi mereka untuk mencapai kualitas yang lebih baik.

Teknologi dan Inovasi dalam Pengecoran Logam

Teknologi dan inovasi telah membawa perubahan signifikan dalam industri pengecoran logam, terutama dalam hal efisiensi dan kualitas produksi. Beberapa teknologi dan inovasi yang terkait dengan pengecoran logam adalah sebagai berikut:

1. Komputerisasi dan simulasi

Dengan penggunaan perangkat lunak komputer dan teknologi simulasi, produsen dapat memprediksi bagaimana produk akan bereaksi terhadap berbagai variabel produksi sebelum produksi sebenarnya dilakukan. Ini memungkinkan produsen untuk meminimalkan kesalahan dan memaksimalkan efisiensi.

2. Pengecoran serbuk logam

Pengecoran serbuk logam adalah proses pengecoran yang menggunakan serbuk logam sebagai bahan dasar. Metode ini dapat menghasilkan produk dengan kualitas yang sangat tinggi dan toleransi dimensi yang presisi. Pengecoran serbuk logam juga dapat meningkatkan efisiensi produksi dan memungkinkan produsen untuk membuat produk yang lebih kompleks.

3. Teknologi cetakan injeksi

Teknologi cetakan injeksi memungkinkan produsen untuk membuat cetakan dengan sangat presisi, bahkan untuk produk yang sangat kompleks. Metode ini memungkinkan produsen untuk membuat produk dengan toleransi dimensi yang sangat ketat dan dengan biaya produksi yang lebih rendah daripada metode tradisional.

4. Pengecoran vakum

Pengecoran vakum adalah proses pengecoran yang menggunakan teknologi vakum untuk menghilangkan udara dari dalam cetakan sebelum bahan cor dicurahkan. Hal ini memungkinkan produsen untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang sangat tinggi, bebas dari cacat atau pori-pori yang terbentuk selama proses pengecoran konvensional.

5. Teknologi canggih dalam pengolahan bahan cor

Teknologi canggih dalam pengolahan bahan cor, seperti teknologi laser atau plasma, dapat membantu produsen untuk menghilangkan cacat pada permukaan bahan cor, meningkatkan kekuatan dan daya tahan produk, dan meningkatkan kualitas secara keseluruhan.

Semua teknologi dan inovasi ini dapat membantu produsen untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi mereka, dan memungkinkan mereka untuk membuat produk yang lebih kompleks dengan toleransi dimensi yang presisi. Dengan kemajuan teknologi dan inovasi yang terus berkembang, industri pengecoran logam terus berinovasi dan berkembang untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat.

Refrensi

  1. Sutrisno, T., Kismanto, A., & Fauzi, M. (2020). Tinjauan Teknologi Pengecoran Logam di Indonesia dan Strategi Pengembangan Berkelanjutan. Jurnal Ilmu Teknik Mesin, 9(2), 80-87.
  2. Santoso, I., & Wijayanto, D. (2019). Peningkatan Kualitas Produk Pengecoran Logam Berbasis Teknologi Industry 4.0. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Industri, 328-334.
  3. Nugroho, S. (2017). Potensi dan Tantangan Pengecoran Logam di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Metalurgi, 39-46.
  4. Wulandari, R. P., & Setiawan, A. (2019). Analisis Kelayakan Investasi Pabrik Pengecoran Logam di Indonesia. Jurnal Teknik Industri, 21(1), 25-33.
  5. Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika. (2021). Statistik Industri Logam 2020. Jakarta: Kementerian Perindustrian.
  6. Kusmono, K. (2018). Pemanfaatan Teknologi Cetakan Pasir Daur Ulang Dalam Proses Pengecoran Logam. Jurnal Teknik Mesin, 10(1), 14-22.
  7. Sari, I. P., & Setiawan, A. (2020). Pengembangan Pengecoran Logam di Indonesia Berbasis Industry 4.0. Prosiding Seminar Nasional Teknik Mesin, 383-389.
  8. Firmansyah, I., Sukoco, A., & Santoso, H. B. (2017). Penerapan Metode Lean Manufacturing dalam Proses Produksi Pengecoran Logam di Indonesia. Jurnal Ilmiah Teknik Industri, 16(1), 48-56.
  9. Widiastuti, E., & Harianto, T. (2019). Pemanfaatan Teknologi Internet of Things (IoT) dalam Pengecoran Logam di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Teknik Industri, 256-260.
  10. Utomo, D. W., & Asyhari, A. (2018). Implementasi Metode Taguchi untuk Meningkatkan Kualitas Produk Pengecoran Logam di Indonesia. Jurnal Teknik Industri, 20(1), 23-30.
  11. Pramono, R. P., & Kurniawan, B. (2019). Pengaruh Suhu Pada Proses Pengecoran Logam Berbasis Pasir. Jurnal Teknik Mesin, 6(1), 38-45.
  12. Anwar, A., Wijaya, D., & Purwanto, P. (2018). Analisis Kualitas Produk Pengecoran Logam dengan Metode Six Sigma. Jurnal Teknik Industri, 20(2), 94-102.
  13. Wahyudi, A., & Pramono, R. P. (2020). Analisis Potensi Penghematan Biaya Produksi Pengecoran Logam Menggunakan Metode Value Stream Mapping. Jurnal Teknik Mesin, 8(2), 50-57.
  14. Wardoyo, T. R., & Firdaus, I. M. (2017). Implementasi Metode Six Sigma dalam Meningkatkan Kualitas Produk Pengecoran Logam. Jurnal Teknik Industri, 18(1), 51-60.
  15. Suryanto, S., Supriyadi, S., & Rahayu, Y. (2021). Analisis dan Perbaikan Proses Pengecoran Logam pada Produk Pipa dengan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Jurnal Optimasi Sistem Industri, 20(1), 14-24.
Baca juga :

Mau donasi lewat mana?

Donate with Paypal
BANK BNI - An.mechanical engineering / Rek - 2345xxx
Gopay-
Traktir creator minum kopi dengan cara memberi sedikit donasi. klik icon panah di atas

About the Author

Kami percaya bahwa akses pendidikan berkualitas adalah hak mendasar bagi setiap anak Indonesia.

Post a Comment

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.