Abstrak
Peningkatan jumlah kendaraan bermotor menyebabkan pemakaian oli mesin meningkat, akibatnya jumlah oli mesin bekas semakin meningkat. Olie bekas yang jumlahnya cukup fantastis potensial untuk diolah kembali menjadi base oil dengan menghilangkan kontaminan yang terdapat dalam olie bekas. Penelitian ini bertujuan untuk mendaur ulang olie mesin bekas dengan metode adsorpsi dan pirolisis serta untuk mengetahui beberapa sifat fisik produk base oil. Penelitian ini dilakukan dalam empat tahap.
- analisis awal oli mesin bekas.
- membuat alat pirolisis sedehana dan kolom filtrasi.
- pemurnian oli mesin bekas dengan kolom filter.
- hasil adsorpsi dipirolisis.
Hasil dari penelitian ini adalah adsorpsi dan pirolisis dari oli mesin bekas menghasilkan base oil dengan sifat fisik sebagai berikut:berwarna kuning jernih, berbau menyengat, mudah terbakar, berat jenisnya 0,8 ml/g, viskositas 5,14 g/cm detik sampai 5,39 g/cm detik, nilai kalor 16.800 J/g, dan titik nyala 80-98^ oC.
Kata kunci: oli mesin bekas, pirolisis, adsorpsi, base oil
PENDAHULUAN
Seiring dengan pesatnya pertumbuhan kendaraan bermotor, sejalan dengan besarnya permintaan pelumas mesin agar kendaraan dapat digunakan dengan baik. Semua kendaraan ini menggunakan oli untuk pelumas kendaraannya. Setiap mesin sepeda motor ada yang memakai 800 ml dan 1000 ml serta mesin mobil memakai 4 liter oli.
Setelah oli dipakai untuk melumasi mesin akan diadakan pengggantian secara rutin dan berkala. Penggantian ini bertujuan supaya komponen yang bergesekan dalam mesin berkurang kerusakannya, karena oli yang sudah terpakai mengandung logam halus dari serpihan komponen mesin. Oli ini akan menjadi limbah atau barang yang dibuang.
Berdasarkan kriteria limbah, oli mesin bekas termasuk kategori limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun). Limbah B3 adalah limbah yang sangat berbahaya, karena bersifat korosif, mudah terbakar, mudah meledak, reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, iritan, mutagenik, dan radioaktif.
Sampai saat ini oli mesin bekas (used oil) menjadi suatu masalah tersendiri untuk lingkungan sekitarnya, banyak oli mesin bekas dibuang sembarangan di sungai atau di selokan.
Oleh karena itu diperlukan solusi untuk mendaur ulang minyak oli mesin bekas agar tidak mencemari lingkungan sekitar. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah daur ulang oli mesin bekas menggunakan metode pirolisis dan adsorpsi kolom filtrasi. Saat ini, peneliti dari Universitas Cambridge telah mengembangkan metode daur ulang oli mesin bekas dengan metode pirolisis, proses pemanasan tanpa atau sedikit oksigen.
Pada penelitian ini dimodifikasi pirolisis dan kolom filtrasi untuk menghilangkan kontaminan yang terdapat pada base oil hasil pirolisis.
Penelitian daur ulang dengan teknologi pirolisis dan adsropsi kolomfiltrasi diharapkan dapat membantu mengurangi tingkat pencemaran lingkungan dan selain itu dapat menambah nilai ekonomis bagi pihak yang memanfaatkan oli mesin bekas yang sudah termurnikan tersebut.
Oli atau Pelumas
Pelumas adalah zat kimia berupa cairan, yang diberikan di antara dua benda bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Zat ini merupakan fraksi hasil distilasi minyak bumi yang memiliki suhu 105-135 derajat celcius. Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung yang memisahkan dua permukaan yang berhubungan. Umumnya pelumas terdiri dari 90% minyak dasar dan 10% zat tambahan. Salah satu penggunaan pelumas paling utama adalah oli mesin yang dipakai pada mesin (Anonim, 2014).
Pada berbagai jenis mesin dan peralatan yang sedang bergerak, akan terjadi peristiwa pergesekan antara logam.
Pada dasarnya yang menjadi tugas pokok pelumas adalah mencegah atau mengurangi keausan sebagai akibat dari kontak langsung antara permukaan logam yang satu dengan permukaan logam lain terus menerus bergerak. Selain keausan dapat dikurangi, permukaan logam yang terlumasi akan mengurangi besar tenaga yang diperlukan akibat terserap gesekan, dan panas yang ditimbulkan oleh gesekan akan berkurang (Anonim, 2014). Oli atau pelumas terdiri dari 2 macam yaitu:
1. Oli mineral
Oli mineral terbuat dari oli dasar (base oil) yang diambil dari minyak bumi yang telah diolah dan disempurnakan dan ditambah dengan zat - zat aditif untuk meningkatkan kemampuan dan fungsinya. Beberapa pakar mesin memberikan saran agar jika telah biasa menggunakan oli mineral selama bertahun-tahun maka jangan langsung menggantinya dengan oli sintetis dikarenakan oli sintetis umumnya mengikis deposit (sisa) yang ditinggalkan oli mineral sehingga deposit tadi terangkat dari tempatnya dan mengalir ke celah- celah mesin sehingga mengganggu pemakaian mesin.
2. Oli Sintetis
Oli Sintetis biasanya terdiri atas Polyalphaolifins yang datang dari bagian terbersih dari pemilahan dari oli mineral, yakni gas. Senyawa ini kemudian dicampur dengan oli mineral. Inilah mengapa oli sintetis bisa dicampur dengan oli mineral dan sebaliknya. Oli sintetis cenderung tidak mengandung bahan karbon reaktif, senyawa yang sangat tidak bagus untuk oli karena cenderung bergabung dengan oksigen sehingga menghasilkan asam. Pada dasarnya, oli sintetis didesain untuk menghasilkan kinerja yang lebih efektif dibandingkan dengan oli mineral.
REFERENSI:
Dahlan, Hatta. 2011. Pengaruh Penggunaan Membran KEramik Berbasis Zeolit, Silika, dan KArbon Aktif Terhadap Gas CO
dan CO2 pada Gas Buang Kendaraan Bermotor, Vol.8, No.1, 2011: 38-43, Palembang : Fakultas Teknik UNSRI.
Dahlan, Hatta. 2011. Upaya Mengurangi Dampak Limbah Cair Pada Pabrik Pulp Menggunakan Membran Sintetis. Jurnal Sintesa Kemika, Vol.8, No.1, 2011: 53-60, Palembang : Fakultas Teknik UNSRI.
Dahlan, Hatta. 2014, Pemisahan Oli Bekas dengan Menggunakan Kolom Filtrasi dan Mrmbran Keramik Berbahan Zeolit dan Lempung, Jurnal Teknik Kimia No. 1 Vol. 20, 2014Palembang, Fakultas Teknik UNSRI.
Preview Journal
Mau donasi lewat mana?
Donate with PaypalGopay-