Pengertian Reactive maintenance
Reactive maintenance adalah - Suatu kegiatan perbaikan setelah kondisi pada peralatan/mesin mengalami kerusakan. Reactive maintenance tidak bisa dihindarkan karena peralatan/mesin dioperasikan terus menerus, sehingga segala kemungkinan bisa terjadi.
{tocify} $title={Daftar Isi Artikel}
Yang terpenting adalah meminimalisir problem yang bisa timbul, sehingga perbaikan yang bersifat reaktif bisa di hindari.
Reactive maintenance terdiri dari 2 tipe , yaitu :
- Corrective maintenance, merupakan tindakan perbaikan ketika sudah terjadi kegagalan/problem.
- Detective maintenance, merupakan tindakan mendeteksi atau melakukan pengecekan ketika kegagalan sudah terjadi
Pengertian Proactive Maintenance
Proactive Maintenance - Pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai kegiatan pemeliharaan (maintenance) secara berkala yang biasanya langsung dilaksanakan oleh operator (biasanya tugas pemeliharaan menjadi tanggung jawab departemen maintenance) pada saat melakukan analisa terhadap problem yang terjadi dan mencari tahu solusinya.
Tujuan dari kegiatan ini yaitu :
- Mengerti mekanisme peralatan/mesin;
- Memahami hubungan antara peralatan /mesin dengan kualitas
- Memaksimalkan usia pakai dari peralatan/mesin;
- Fokus dalam mengidentifikasi akar masalah dan solusinya.
- Melakukan perbaikan & manajemen yang tepat menuju kondisi ideal
Terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh operator dalam menerapkan program pemeliharaan secara berkala atau rutin tersebut guna mencapai target yang diinginkan. Beberapa tahapan tersebut dapat digolongkan ke dalam tiga kategori aktivitas utama yang biasa disebut TLC ( Tighten, Lubricate, Clean).
- Tighten berkaitan dengan kegiatan pengencangan part-part peralatan/mesin.
- Lubricate yang berarti kegiatan pelumasan terhadap bagian-bagian tertentu ynag membutuhkan pelumasan yang burtujuan untuk menghindari karat atau melindungi bagian yang berrhubungan secara langsung\
- Clean yang berarti operator bertanggung jawab untuk menjaga kebersihan mesin
Ketiga faktor tersebut secara tidak langsung berpengaruh terhadap kinerja peralatan/mesin sehingga potensi terjadinya kegagalan fungsi mesin kemungkinan akan dapat di deteksi secara dini.
Pelaksanaan pemeliharaan rutin ini relatif sulit untuk dijalankan terlihat sekali pada perusahaan yang mengalami kegagalan dalam menerapkan Total Productive Maintenance dikarenakan budaya kerja yang tidak memungkinkan seperti tidak ada totalitas dari seluruh komponen perusahaan dan minimnya kepedulian terhadap kegiatan pemeliharaan (maintenance).
Mau donasi lewat mana?
Donate with PaypalGopay-